Persiraja Banda Aceh diantara Dualisme PSSI

Kisruh PSSI semakin menjadi dengan diadakan KLB versi KPSI tanggal 18 Maret 2012 yang memilih La Nyalla sebagai ketua PSSI versi KPSI menjadikan Indonesia menjadi negara yang induk organisasi sepakbola menjadi dua kelompok yaitu Bakri group yang notabene sebagai konconya Nurdin Khalid dengan ISL dan kelompok Arifin Panigoro yang masih bertahan dengan PSSI resmi diketuai Djohar Arifin dengan IPL.

Saya sebagai fans Persiraja sangat menyayangkan dualisme ini yang akan berpengaruh terhadap existensi Persiraja banda Aceh dalam IPL maupun ISL. Apabila kompetisi harus terhenti dengan posisi urutan 5 pada IPL Persiraja akan kembali terpuruk seperti saat Ligina 1997-1998 pada masa itu Persiraja yang di motori Alm. Irwansyah bertengger di urutan 3 klasemen tapi harus rela kompetisi di suspend karena kekacauan Reformasi Republik Indonesia.

Seandainya ISL dalam format lama 18 tim tentu akan sangat menarik karena persaingan akan ketat, akan tetapi keegoan masing-masing kelompok menjadi pemicu kekisruhan di dalam tubuh PSSI. Bila format kompetisi 24 tim pun akan menjadi sangat fantastis apabila diadakan dengan cara fair dengan mengesampingkan keputusan PSSI Djohar yang memasukkan secara otomatis 6 klub yang masih dalam masa hukuman.

Apapun yang kita lakukan sekarang sudah tidak mungkin kembali ke masa lalu, akan tetapi para pelaku sepakbola Indonesia masih bisa memperbaiki segala sesuatu dengan cara saling berbagi dengan cara fairplay tanpa merugikan salah satu pihak.

Kedua pihak jelas mengejar jabatan dan kekuasaan sehingga menjadikan statuta PSSI sebagai tameng untuk menggolkan segala ide-ide kelompoknya, terlebih dengan terpilihnya La Nyalla sebagai ketua versi KLB KPSI secara jelas bahwa saat menjabat komite exekutif berkoar2 tentang statuta dan segala embel2nya, namun dalam ISL sendiri mereka memasukkan PSAP, Persiram dll ke kasta ISL dengan cara gratis yang jelas2 telah melanggar statuta.

Pilihlah saya jadi ketua PSSI versi Rakyat hahahhaha.....