WASHINGTON - Presiden
Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengkaji opsi militer final mengenai
kondisi di Suriah. Sementara Menteri Pertahanan (Menhan) AS Chuck Hagel
menegaskan kepastian kesiapan militer AS.
"Kami siap pergi (serang Suriah)," ujar Menhan AS Chuck Hagel, seperti dikutip Reuters, Rabu (28/8/2013).
Empat kapal perang jenis destroyer saat ini sudah dipersiapkan di Laut Mediterania untuk menyerang pangkalan militer Suriah. Kapal ini diperkuat dengan rudal Tomahawk.
Sementara pilihan senjata lainnya yang dimiliki oleh Obama adalah penggunaan peluru kendali atau rudal dari kapal selam. Serangan juga bisa diarahkan ke lokasi yang berdekatan dengan keberadaan Presiden Suriah Bashar al-Assad, seperti Istana Kepresidenan Suriah di Damaskus.
Rencana serangan ke Suriah tetap harus menunggu hasil penyelidikan mengenai penggunaan senjata kimia oleh Pemerintahan Assad. Meskipun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengirimkan tim inspeksinya, AS juga melakukan penyelidikan sendiri di wilayah Ghouta.
Dimungkinkan, AS dan sekutunya bisa melakukan serangan tanpa mendapatkan restu dari PBB. Sedangkan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon menegaskan tim inspeksi PBB membutuhkan waktu untuk melakukan penyelidikan penggunaan senjata kimia.
Menurut Ban, sangat penting untuk memperoleh fakta mengenai dugaan tersebut, sebelum mengambil tindakan lebih lanjut. Hingga saat ini, dunia masih menunggu apa yang sebenarnya terjadi di Suriah pada 14 Agustus 2013 lalu.
Tim inspeksi masih bekerja keras mencari tahu apakah pasukan Assad menggunakan senjata kimia yang dikabarkan telah menewaskan 1.700 jiwa itu.okezone
"Kami siap pergi (serang Suriah)," ujar Menhan AS Chuck Hagel, seperti dikutip Reuters, Rabu (28/8/2013).
Empat kapal perang jenis destroyer saat ini sudah dipersiapkan di Laut Mediterania untuk menyerang pangkalan militer Suriah. Kapal ini diperkuat dengan rudal Tomahawk.
Sementara pilihan senjata lainnya yang dimiliki oleh Obama adalah penggunaan peluru kendali atau rudal dari kapal selam. Serangan juga bisa diarahkan ke lokasi yang berdekatan dengan keberadaan Presiden Suriah Bashar al-Assad, seperti Istana Kepresidenan Suriah di Damaskus.
Rencana serangan ke Suriah tetap harus menunggu hasil penyelidikan mengenai penggunaan senjata kimia oleh Pemerintahan Assad. Meskipun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengirimkan tim inspeksinya, AS juga melakukan penyelidikan sendiri di wilayah Ghouta.
Dimungkinkan, AS dan sekutunya bisa melakukan serangan tanpa mendapatkan restu dari PBB. Sedangkan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon menegaskan tim inspeksi PBB membutuhkan waktu untuk melakukan penyelidikan penggunaan senjata kimia.
Menurut Ban, sangat penting untuk memperoleh fakta mengenai dugaan tersebut, sebelum mengambil tindakan lebih lanjut. Hingga saat ini, dunia masih menunggu apa yang sebenarnya terjadi di Suriah pada 14 Agustus 2013 lalu.
Tim inspeksi masih bekerja keras mencari tahu apakah pasukan Assad menggunakan senjata kimia yang dikabarkan telah menewaskan 1.700 jiwa itu.okezone
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !