I’tikad 50 Wajib Kita Fahami – Apa itu
I’tikad ? I’tikad berasal dari bahasa Arab. Asal usul ungkapan ini
dari ‘aqada ke I’taqada yang artinya adalah Keyakinan. Jika telah
beri’tikad bahwa hati manusia telah terikat dengan kepercayaan
Mendasar. I’tikad kepada Allah dan Rasul sangatlah penting untuk kita
pahami. Jadi dalam bahasan ini saya ingin berbagi penjelasan dan divisi
untuk I’tikad 50.
Dan dalam penjelasan ini, ada struktur
sifat-sifat Allah. 20 pertama dikaitkan akan dibagi menjadi 4 wajib dan
mustahil bagi Allah, yaitu:
I. Nafsiah: adalah
setiap masing-masing wajib untuk zat untuk bahan kekal, tidak karena
apa-apa. Sifat Nafsiah maujud ini pada dzihin (hati, jiwa dan
pikiran) dan tidak maujud pada kharij (realitas). Makna dzihin adalah
keyakinan dalam hati, sedangkan makna kharij adalah nyata, contoh yaitu :
jika membuka jilbab, niscaya kita bisa melihat sifat yang berdiri
pada substansi.
Sifat nafisah ada satu, yaitu:
(1). Wujud, artinya adalah ada. Lawannya adalah (1).‘Adam yang berarti Tidak ada). Dalilnya:
“Qul man Rabbu as-samaawaati wal
arldhi qulillaah .. qulillahu khaaliqu kulla syai-in wahuwa al-waahidu
al-Qahhar” [Arra’du: 16]
II. Salbiah
: adalah sifat yang menolak untuk padhal (alam) yang seharusnya tidak
berada di dzat Allah. Salbiah memiliki lima anggota karakteristik
Adalah :
(2). Qidam, yang berarti Sedia, lawannya (2). Hudust artinya baharu. Dalilnya :
“Huwa al-awwalu wal a-khiru” (Al-hadid: 3)
“Huwa al-awwalu wal a-khiru” (Al-hadid: 3)
(3). Baqaa’ artinya ; kekal (Abadi / tidak ada akhir), lawan adalah (3). Fanaa artinya binasa (rusak/ hancur). Dalilnya:
“Wa yabqaa wajhu rabbika Dzul jalaali wal ikraam” (Arrahman: 28)
(4). Mukhalafatuhu lilhawadist (berbeda dengan makhluk), lawan (4). Mumatsalatu lilhawadist (sama dengan makhluk)
“Laisa ka mistlihi syai-un wahuwa assamii’u al-bashiir” (Asy-syuraa: 11)
(5). Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan dzat-Nya sendiri), lawan (5). La yakuunu qaaiman binafsih
“Innallaaha laghaniyyun ‘an al-‘alamiin” (Al-Ankabut: 6)
“Innallaaha laghaniyyun ‘an al-‘alamiin” (Al-Ankabut: 6)
(6). Wahdaniyyah (Esa) lawannya (6). Laa yakuunu waahidaa (tiada esa)
“Qul huwallaahu Ahad” (Al-ikhlas: 1)
III. Ma’ani: adalah sifat
wajib bagi Allah yang dapat dijelaskan oleh pikiran manusia, dan
kecerdasan dapat meyakinkan orang lain, karena
kebenaran dapat dibuktikan dengan panca indera. Ada tujuh sifat
Ma’ani:
(7). Qudrah (Kuasa atas segala sesuatu) lawannya (7) ‘Ajzu (lemah / tidak bisa melakukan apa-apa)
“Innallaaha ‘alaa kulli syai-in qadiir” (Al-Baqarah: 20)
“Innallaaha ‘alaa kulli syai-in qadiir” (Al-Baqarah: 20)
(8) Iradah (berkehendak) lawan (8). Karaahah (dipaksa/terpaksa)
“Inna rabbaka fa’aalun lima yuriid” (Hud: 107)
(9). ‘Ilmu (Mengetahui), lawannya (9). Jahlun (bodoh)
“Wa’lamuu annallaaha bikulli syai-in ‘aliim” (Al-Baqarah: 231)
(10). Hayat (hidup), lawannya adalah (10). Mautun (Mati)
“Allaahu laa ilaaha illaa huwa al-hayyu al-qayyuum” (Al-Baqarah: 255)
(11). Sama’ ‘(Maha Mendengar) lawannya (11). Shumum (Tuli)
“Wahuwa as-samii’u al-bashiir” (Asy-syuraa: 11)
(12). Bashaar (Maha Melihat), lawannya (12). ‘Umyun (Buta)
“Wahuwa as-samii’u al-bashiir” (Asy-syuraa: 11)
(13). Kalaam (Berkata-kata, lawannya (13). Bukmu = bisu (Tidak berkata / tidak berbicara)
“Wa kalaamullaahu muusa takliima” (An-Nisaa: 164)
“Wa kalaamullaahu muusa takliima” (An-Nisaa: 164)
IV. Ma’nawiyyah: adalah sifat yang
berkaitan dengan sifat kegiatan, atau sifat-sifat Ma’ani tujuh di atas.
Ada tujuh sifat ma’nawiyyah yaitu:
(14). Qaadirun (yang kuasa), lawannya (14). ‘Ajizan (yang lemah), dalilnya sama dengan dalil Qudrah(7).
(15). Muridun (yang berkehendak), lawannya (15). Karihan (yang terpaksa), dalilnya sama dengan dalil Iradah(8).
(16). ‘Alimun (yang mengetahui), lawannya (16). Jahilan (yang bodoh), Dalilnya sama dengan dalil ‘Ilmu(9)
(17).Hayyun (yang hidup), lawannya (17). Mayyitan (yang mati), dalilnya sama dengan dalil Hayat (10).
(18).Sami’un (yang mendengar), lawannya (18). Ishmum (yang tuli). Dalilnya sama dengan dalil Sama’(11).
(19).Bashirun (yang melihat), lawannya (19). A’maa (yang buta). Dalilnya sama dengan dalil Bashaar(12).
(20).Mutakallimun (yang berbicara), lawannya (20). Abkama (yang bisu). Dalilnya sama dengan dalil Kalam(13).
Sifat wajib bagi Allah ada 20 ditambah sifat yang mustahil yang juga 20 menjadi 40.
(41).Dan sifat yang harus bagi Allah Satu adalah: Memperbuat segala sesuatu dan meninggalkannya
“Fi’lu kullun mumkinin aw tarkuhu” atau meninggalkannya. Dalilnya: “Wa rabbuka yakhluqu ma yasyaa-u wa yakhtaaru”.
Dan sifat-sifat yang wajib pada Rasul ada 4 dan mustahil pada Rasul ada 4 menjadi 8, yaitu:
(1). Shiddiq berarti benar/jujur dan lawannya (1). Kidzbun berarti dusta /bohong. Dalilnya: “wa shadaqalmursaluun”.
(2). Amanah berarti terpercaya dan lawannya (2). Khianah berarti Menukarkan/pengkhianat. Dalilnya: “Innii lakum Rasuulun Amiin”
(3). Tabligh berarti menyampaikan danlawannya (3). Kitmaan berarti menyembunyikan. Dalilnya: “Yaa ayyuhar rasuul, baaligh maa undzila ilaika min rabbika”
(4). Fathanah berarti cerdas dan lawannya (4). Baladah berarti bodoh. Dalilnya: “Tilka hujjatunaa aatainaahaa Ibrahiima ‘alaa qaumihi”.
(50).Dan yang terakhir adalah sifat yang harus bagi Rasul, yaitu:
“Al a’radhul Basyariyyah “: adalah sifat manusia, seperti makan, minum, menikah dan sakit.
Dalilnya : “Wamaa arsalnaa qablaka minal mursaliina illaa innahum la yakkuluunath-tha’aama wa yamsyuuna fil-aswaaqi”
Sifat wajib bagi Allah ada 20 dan mustahil
bagi Allah ada 20 sehingga berjumlah 40 ditambah sifat yang harus bagi
Allah yaitu 1 sehingga menjadi 41, ditambahkan dengan sifat wajib bagi
Rasul ada 4 dan mustahil pada Rasul ada 4 sehingga jumlahnya yaitu 8
serta sifat yang harus pada Nabi yaitu 1 sehingga jumlahnya genap 50.
Atau ..
(20 + 20 + 1 + 4 + 4 + 1 = 50) Atau 20
sifat Wajib bagi Allah + 20 sifat yang mustahil bagi Allah + 1 sifat
yang harus bagi Allah + 4 sifat yang wajib bagi Rasul + 4 sifat yang
mustahil bagi Rasul + 1 sifat yang harus bagi Rasul = 50.
Dikutip dari sumber
Dalam Bahasa arab terdapat kitab Akidatul awam
Izin share
BalasHapus