Kenapa dan Bagaimana bisnis Jual Ginjal berjalan - SMJ SHARING
Headlines News :
Home » , » Kenapa dan Bagaimana bisnis Jual Ginjal berjalan

Kenapa dan Bagaimana bisnis Jual Ginjal berjalan

Written By Syarwan on 04 Februari 2016 | 03.39

Dalam beberapa hari ini terungkap bisnis yang sangat menggiurkan untuk mendapatkan uang yaitu menjual ginjal, bisnis ini memang sudah berlangsung sejak lama saya sendiri sering membaca iklan seseorang yang mau menjual ginjalnya. Bisnis ini terjadi karena adanya kebutuhan pasien akan ginjal dan kebutuhan dana mendadak dari seseorang yang ingin mensejahtrakan keluarga yang sedang di himpit kesulitan dana untuk mencukupi biaya hidup. Pihak lainnya yang sangat berperan dalam proses bisnis ini yaitu dokter, saya sendiri penasaran berapa persen fee seorang dokter dalam kasus ini.

Kemungkinan oknum dokter ini ada di seluruh rumah sakit di Indonesia, bahkan banyak obat-obat yang dibeli pasein saat operasi di tilap oleh dokter dalam ruang operasi, kalau tidak percaya saat operasi anggota keluarga anda, coba ditanya adakah penambahan resep obat pada saat operasi sedang berlangsung? kalau ada bearti obat yang anda beli sebelum operasi itu dimakan tikus2 rumah sakit dan saya sendiri pernah mengalaminya saat dulu operasi polip. Nah dokter seperti inilah yang akan terus mencari mangsa dalam proses penjualan ginjal.

berikut kutipan dari beberapa media :
REPUBLIKA.CO.ID Kakak Saya Rela Jual Ginjal Demi Menghidupi Keluarga
Praktik jual beli ginjal tengah menjadi sorotan publik dalam beberapa waktu terakhir. Korban jual-beli ginjal ini mayoritas berasal dari Majalaya Kabupaten Bandung, salah satunya adalah Dasep.
Saat Republika mendatangi kediaman Dasep di Kampung Simpang, Desa Wangisagara, Majalaya, Kabupaten Bandung, korban tidak berada di rumah. Hanya bibi dan para adiknya yang ada di rumah.
Salah satu adiknya, Tita, adik pertama Dasep, mengaku tidak mengetahui soal penjualan ginjal yang dilakukan oleh kakaknya itu.  Ia mengaku tidak diberitahu oleh Dasep soal penjualan ginjalnya. Tapi ia yakin, tindakan Dasep pasti untuk menyejahterakan keluarganya.
"Enggak tahu saya juga, saya tahunya malah dari media," ujarnya, Sabtu (30/1) siang.
Begitupun dengan Sansan. Adik kedua Dasep ini juga tidak mengetahui bahwa kakaknya itu telah menjual ginjalnya sendiri. Sepanjang yang diketahui Tita, Dasep selalu berusaha mencari uang untuk kebutuhan adik-adiknya dan orang tuanya. Sebab, Dasep merupakan anak pertama dan memiliki enam orang adik.
"Pasti ia menjual itu untuk makan adik-adiknya ini," katanya.
Adik sepupu Dasep, April, pun meyakini Dasep menjual ginjalnya itu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Saat ini, menurut dia, Dasep berada di Kota Bandung bersama istrinya.
"Mereka memang bekerja di sana, jarang di sini," ujarnya.
Dasep kini berusia 24 tahun. Adik-adiknya pun terpaksa ikut banting-tulang mencari uang untuk keluarganya. Seperti Tita, misalnya. Ia bekerja di Malaysia, dan tiba di Majalaya sudah dari dua pekan yang lalu.
Tita pun mengaku kaget dengan kepulangannya ke Majalaya ini. Sebab, baru dua pekan, sudah ada banyak wartawan yang mengunjungi rumahnya.
Awalnya, ia agak segan melayani para wartawan karena memang ia benar-benar tidak mengetahui apa yang terjadi di keluarganya.
"Baru dua minggu di sini sudah banyak wartawan, saya enggak tahu apa-apa padahal," katanya.
Sementara itu, Sansan, kesehariannya hanya di rumah. Kabar penjualan ginjal oleh kakaknya itu tidak diketahuinya. Apalagi, ujar Tita, Sansan tidak bisa baca-tulis. Adik sepupunya, April, pun hanya lulusan SMP.
Untuk diketahui, saat Republika mencari warga yang menjual ginjalnya di Desa Wangisagara, banyak warga yang tidak menyadarinya.
Beberapa warga ada yang menyadarinya lewat tayangan berita di televisi. Bahkan, keluarga Dasep pun awalnya bungkam. Saat kunjungan pertama Republika ke rumahnya, mereka bilang tidak tahu apa-apa.
Kemudian, setelah mendapat informasi dari tetangga, ternyata benar bahwa memang rumah berwarna biru itulah yang salah satu anggota keluarganya diketahui telah menjual ginjalnya. Awalnya, Tita dan Sansan tampak tertutup. Mereka terlihat khawatir. Setelah dibujuk, barulah kemudian mereka mau berkomentar.

Bongkar Sindikat Jual Ginjal, Penerimanya Tak Dihukum 

Suara.com - Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri masih mengusut kasus perdagangan organ ginjal manusia yang ditemukan di Bandung, Jawa Barat.

"Penerima donor hanya mengetahui bahwa dia butuh ginjal untuk kesehatannya. Jadi tindak pidananya ada pada makelar," kata Kepala Bagian Analisa dan Evaluasi Mabes Polri Komisaris Besar Hadi Ramdani saat ditemui di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (3/2/2016).
Hadi mengatakan penerima donor ginjal tidak tahu asal ginjal. Mereka tahunya mengikuti prosedur sebelum operasi transplantasi.
"Begitu dia dapat ginjal, dia bayar sesuai prosedur. Melakukan operasi juga sesuai ketentuan jadi tidak ada masalah," kata Hadi.
Kasus perdagangan organ ginjal telah menyeret tiga tersangka, DD, Y alias AG, dan HS.
Polisi telah mengidentifikasi ada lima belas korban yang menjual ginjal lewat ketiga tersangka.
Polisi sedang menyelidiki keterlibatan rumah sakit di Jakarta dalam kasus ini.

 

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. SMJ SHARING - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template